RSS

Senyummu dan Ketulusanmu


Kehidupan itu selalu ada siklusnya. Seperti musim gugur dan semi silih berganti, seperti kemarau dan hujan, demikianlah dalam sebuah rasa, sedih dan bahagia selalu beriringan. Dulu pernah bahagiaku merekah indah tanpa sedikit pun gelisah, ketika hadirnya seseorang yang mengajarkan tentang indahnya senyuman, dan hampanya sebuah  kebencian. Seiring berjalannya waktu, ia lenyap ditelan bumi tanpa sayup kabar terdengar darinya.

Setelah sekian lama, kularut dalam sebuah rasa yang penuh hampa, kulihat senyuman yang lebih indah dari sekadar  senyuman, yaitu sebuah ketulusan. Senyum saja tak cukup, namun kita harus rekahkan senyuman dengan sangat indah, indah dari ketulusan hati akan terpancar meski hanya menarik sedikit rona bibirmu.

  
Tersenyum itu sederhana, dengan kesederhanaan itu pun banyak orang yang merasa bahagia.  Sesederhana itulah mengundang rasa bahagia. Hanya perlu senyuman yang tulus. Bahagia itu tak ternilai harganya, karena memang sebuah senyuman tak dapat bisa kau dapatkan dengan cara memaksa, paling tidak kau bisa memecahkan senyumannya dengan rasa yang sama.

          
Rasa itu, ketulusan senyuman darimu, bagaimana kau bisa merasa bahagia selalu bersama banyak orang, jika kau saja enggan memberikan senyuman yang sama? Kekuatan senyuman yang luar biasa. Bisakah kau memberikan setiap detik, setiap menit bahkan setiap napas seumur hidupmu? Sungguh senyummu itu membawa candu untukku, akhlak dan kealimanmu menambah rona yang indah dan membuatku tak mau ada gap dan kehilanganmu sedetikpun.

        
Terlalu banyak kehilangan dalam hidupku yang lalu, bahkan sampai sekarang. Namun semua yang hilang seolah kembali lagi, terganti akan hadirmu. Allah begitu sayang denganku, mungkin kukehilangan banyak keluarga, namun Allah pun tak mau aku larut dalam kesunyian dan kesedihan. Kau lukiskan keharmonisan keluargamu, dan terngiang dalam anganku tuk rasakan hal yang sama. Setelah kuterbangun dari tidurku, sekian lama kubaru sadar, ternyata kujuga memiliki keluarga yang sama denganmu, yaitu mereka (keluarga TKA/TPA Hidayat Taufiq, sahabat kecil dan Arrofi'ul Amanati) yang selalu warnai hidupku.

Terima kasih untukmu, yang telah sadarkanku dalam tidur panjangku... 😊

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar